"http://www.wasirruh.blogspot.com" http://www.bluclicks.com - You get cash from clicks
letakkan Script Iklan anda disini

Belajar Mandiri, Ayo KLiK MENGHASiLKAN......!!!!!!! 150% Sukses

BikiN bLog Gratis

BluM pUnYa Blog?
Ayo kita belajar berkreasi...
selain pengetahuan juga bisa menambah penghasilan...

yang hobi baca-baca kisah para nabi link ini juga menyediakan kok!!!

Rabu, 02 Februari 2011

"Bendahara yang tidak jujur"

Suatu ketika orang-kaya itu melihat (curiga) bahwa bendahara itu menghambur-hamburkan miliknya, orang kaya itu memanggil bendahara itu untuk meng-audit pembukuan-pembukuannya.

Bendahara itu tahu, bahwa tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepadanya adalah benar, bahwa ia telah korupsi dan sekarang ia kebingungan tidak bisa mempertanggung-jawabkan uang yang sudah ia korup dan mengembalikan kepada tuannya.
Maka untuk menyelamatkan diri, dia membuat suatu siasat. Yaitu dengan membuat para debitur yang berhutang kepada tuannya itu menjadi berhutang kepada bendahara itu.

Bendahara itu memanggil para debitur yang berhutang kepada tuannya (ada 2 contoh yang diberikan) :


Pertama, Kepada seorang debitur yang berhutang 100 tempayan minyak, hutangnya didiscount 50%!. Dengan syarat debitur itu membuat surat hutang yang lain yang jumlahnya menjadi 50tempayan minyak saja. Nah disatu pihak tuannya dirugikan (tetapi dia tidak tahu), di lain pihak debitur tentu dengan senang hati membuat surat hutang baru, karena dengan demikian dia diuntungkan karena hutangnya di-discount 50%.

Ukuran tempayan, measures KJV, atau bath dalam terjemahan lain, batos, Yunani.
1 tempayan kira-kira equal dengan 8.68galon
Maka, jumlah 100 tempayan minyak itu merupakan jumlah yang sangat besar, yang kira-kira berjumlah 868galon atau equal dengan 3,946liter!. 1 pohon Zaitun menghasilkan 120kilogram buah yang bisa dijadikan 25liter minyak zaitun. Bisa dibayangkan bahwa debitur itu berhutang hasil dari pohon zaitun yang kira2 berjumlah 150 lebih.
(Sumber : Dalman, Arbeit und Sitte, IV: 192)

Atas 'kemurahan hati' bendahara ini, debitur itu tentu saja berhutang budi kepadanya. Namun hal ini sama sekali tidak merugikan sang-bendahara, sebab yang dia perlukan adalah surat bukti hutangnya, yang nantinya akan dilaporkan kepada tuannya.


Kedua, Kepada seorang debitur yang berhutang 100 pikul gandum.
hutangnya didiscount 20%!. Dengan syarat debitur itu membuat surat hutang yang lain yang jumlahnya menjadi 80 pikul saja. Nah disatu pihak tuannya dirugikan (tetapi dia tidak tahu), di lain pihak debitur ini diuntungkan karena hutangnya di-discount 20%.

Ukuran pikul, bushels, NIV, koros, Yunani.
Jumlah 100 pikul gandum equal dengan 35ton gandum yang sama dengan hasil tanah seluas 100hektar tanah pada waktu itu.
(Sumber : Dalman, Arbeit und Sitte, IV: 155,159 & Jeremias, Parables, 181.)

Sama dengan contoh pertama, si-bendahara ini hanya memerlukan 'bukti surat hutang' saja, sementara di pihak debitur, akan dengan senang hati membuat surat hutang baru yang sudah dikurangi/didiscount atas 'kemurahan' bendahara ini.


-----


Cerita di atas adalah memperlihatkan uang dalam jumlah yang besar. Bendahara itu memerlukan 'exhibit' untuk mendukung catatan keuangan yang harus ia berikan kepada Tuannya (yang notabene pembukuannya sudah dirubah/ sudah direkayasa).

Benar, bendahara itu memerlukan pembuatan 'bukti' secara kertas kalau uang yang diduga diselewengkan itu, diberikan kepada debitur-debitur sebagai hutang (dimana bukti surat hutangnya sudah ditangannya), hal ini perlu sekali jika nanti tuan itu mempertanyakan kemana larinya uangnya itu.



Pelajaran yang dapat diambil dari perumpamaan itu :


Harta yang dibebaskan kepada para debitur oleh si-bendahara itu bukanlah miliknya, tetapi milik tuannya.
Maka bendahara itu 'tidak merasa rugi' atau 'dirugikan' apabila ia memberikan kemurahan kepada para debitur, wong itu bukan uangnya kok.
Sebaliknya, bendahara itu merasa aman dengan caranya memberikan hair-cut (discount) kepada para debitur.
Ini penting bagi kedudukannya di masa depan, sehingga dia tidak dipecat atau malah dipermasalahkan di pengadilan.

Dengan menggunakan perumpamaan "bendahara yang tidak jujur", nasehat yang dapat diambil adalAh, untuk memberikan uang/harta kepada mereka yang membutuhkan sebanyak-banyaknya, sehingga mereka akan mendapatkan penghargaan Allah dan disambut untuk hidup didalam rumahNya selalu.

Karena itu, anak-anak Terang (umat Tuhan) seharusnya tidak mengikatkan hatinya pada harta duniawi, umat Tuhan seharusnya dapat memberi dengan murah-hati terhadap sesuatu yang bukan miliknya, tetapi milik Allah.


Secara tidak langsung Yesus berkata :
Bendahara yang tidak jujur itu mengurangi jumlah hutang debitur tuannya, dalam rangka penyelamatan diri di masa depannya;
Betapa lebihnya umat Allah seharusnya membagikan harta yang dia kuasai yang merupakan milik Allah seharusnya dibagikan.
Umat Allah harus menggunakan milik duniawi mereka sebagai investasi rohani, sama seperti orang-orang duniawi menggunakan uang mereka untuk mendapatkan keuntungan material. Waktunya akan tiba di mana uang menjadi sesuatu yang sudah berlalu. Ketika kematian tiba, roh manusia kembali kepada Allah dan yang memberinya (Pengkotbah 12:7). Allah menyambut semua umatNya yang tidak mengikat hatinya kepada kekayaan duniwi tetapi mengumpulkan harta di Sorga.


Ketika kita menyumbangkan uang kepada orang miskin, kita sedang mendistribusikan kekayaan Allah yang dipercayakan Allah kepada kita.

Tidak ada komentar: